MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI DI TENGAH WABAH COVID-19

JABAR BERMASKER – jabar berbagi motivasi positif

Nama : Iin Solihin

Mengajar Bahasa Indonesia

Di SMK Negeri 1 Subang

Wabah Covid-19 sudah menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia, bahkan semakin hari semakin banyak yang teridentifikasi positif Corona. Pelabagai macam cara sudah dilakukan oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut, mulai dari PSBB (pembatasan sosial berskala besar), Penyemprotan desinfektan, penyuluhan kesehatan termasuk di dalamnya mensosialisaikan hidup dengan dengan terus menerapkan protokol kesehatan, kegiatan belajar mengajajar, kantor dan kegiatan-kegiatan lain di kerjakan di rumah masing-masing.  Dari munculnya virus Corona sampai menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, negara berlomba-lomba untuk terhindar dari paparan virus tersebut. Di Indonesia sendiri, virus ini mulai muncul pada bulan Februari dan sampai bulan September belum ada penurunan yang signifikan. Hampir menginjak  8 bulan semua orang tidak kuasa beraktivitas seperti sebelum adanya Corona. 8 bulan bukan waktu yang singkat untuk tetap berada di rumah, rasa jenuh, suntuk, bosan karena melakukan kegiatan yang serupa adalah salah satu keluhan yang di alami hampir seluruh masyarakat. Tenaga pendidik dan peserta didik dituntut untuk tetap berada di rumah, pekerja kantoran dan beberapa lemabaga lain pun serupa. Banyak waktu yang terbuang dengan aktivitas yang begitu saja dilakukan. Namun bagi saya, Covid-19 bukan halangan untuk terus berkarya dan memotivasi diri selama pandemi ini masih ada, selama itu pula semangat untuk berkarya muncul. Selain dari kegiatan wajib yang harus dilakukan, seperti beribadah, memberi tugas kepada peserta didik, menilai dan terus menyemangati mereka agar terus dan tetap semangat. Kegiatan produktif lain yang saya lakukan adalah dengan terus menambah pengetahuan dan keterampilan diri sendiri. Perpustakaan mini yang saya punya di rumah menjadi kegiatan produktif pertama yang saya lakukan, membaca buku-buku yang belum saya baca atau bahkan membaca Kembali buku yang sudah di baca sebelumnya. Setelah itu dibuatkan resume dari buku tersebut. Bukan hanya itu, setelah di buatkan resume, saya membuat grup di media sosial dengan masyarakat, teman-teman dekat dan peserta didik yang saya ajar  untuk membedah buku tersebut. Saya kumpulkan orang-orang dan diberikan motiviasi bahwa kemampuan diri dapat digali dengan membaca dan  memahami konteks isi bacaan, begitu kiranya pengertian literasi, bahwa literasi bukan hanya membaca, melainkan memahami konteks isi bacaan. Disamping itu, kami menghitung berapa banyak jumlah kata yang di baca setiap hari, minggu dan bulan. Kegiatan penghitungan tersebut dilakukan agar setiap minggunya dapat mengevaulasi diri dan menambah jumlah bacaan di minggu berikutnya. Setelah buku terbaca oleh semuanya, kemudian kami melakukan bedah buku, menggali informasi, menganalisis, pemahami dari buku yang sudah di baca dan di presentasikan melalui media online (whatsapps, zoom meeting) semua peserta harus berbicara dan mengungkapkan isi dari buku yang di baca sehingga kemampuan dalam public speking juga terasah dengan kegiatan tersebut. Dari semua kegiatan itu , dilaksanakan atas dasar bahwa kemampuan membaca, matematika dan sains di Indonesia sangat rendah, Laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia rendah. Tercatat skor membaca Indonesia sebesar 371 pada 2018. Angka ini merupakan yang terendah sejak tahun 2000. Alhasil, peringkat membaca Indonesia turun dari 64 negara menjadi 74 negara. Skor sains 396, turun dari 2015 yang mencetak skor tertinggi 403. Indikator Sains Indonesia berada di posisi 71, menurun dari peringkat 62 pada 2015. Untuk skor matematika sebesar 379, turun dari 2015 yang sebesar 386. Peringkat yang didapatkan untuk kemampuan matematika di posisi 73, menurun dari 2015 yang berada di peringkat 63.  Dari data tersebut dapat kita perbaiki dengan program yang saya lakukan di atas. Program kecil namun berdampak besar untuk membantu meningkatkan budaya Literasi di Indonesia.

_

#JabarbermaskerChallenge

# JabarbermaskerChallenge_blog/artikel

#Keepcenghar

#Jabarsemangatbdr

#Sahabattikomdik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *